“Dalam transformasi digital ini BTN tidak melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) atau lay-off karyawan. Mereka kami pindahkan ke fungsi yang lebih penting seperti sales dan operations karena memang fungsinya sudah bisa digantikan oleh teknologi dan AI. Dengan cara ini pelayanan jauh lebih baik, lebih cepat, lebih akurat,” kata Nixon.
Dalam kesempatan itu, Nixon juga menyoroti potensi ekonomi Jawa Tengah yang terus tumbuh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Jateng pada triwulan III 2025 tercatat melaju 5,37 persen secara tahunan, melampaui rata-rata nasional.
Pertumbuhan tersebut ditopang sektor-sektor utama seperti industri pengolahan/manufaktur, perdagangan besar dan eceran, pertanian, serta konstruksi. Gabungan empat sektor tersebut menyumbang 70–75 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jateng.
“Stabilitas dan pertumbuhan pada multi sektor menghasilkan basis profil masyarakat yang beragam, meliputi pekerja tetap, pelaku usaha UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), profesional, hingga pekerja industri yang menjadi potensi bisnis bagi BTN,” kata Nixon.
Ke depan, BTN akan memperluas ekspansi pembiayaan perumahan dan non-perumahan (beyond mortgage), termasuk pembiayaan UMKM melalui program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor perumahan yakni Kredit Program Perumahan (KPP) dengan bunga 6 persen.