"Di tengah situasi ekonomi yang dinamis, kami juga telah menerapkan strategi inovasi digital yang memungkinkan akses layanan perbankan lebih cepat, aman, dan nyaman bagi nasabah. Selain pengembangan layanan digital, kami juga memperkuat posisi dalam mendukung pembiayaan sektor produktif," ujar Yuddy.
Secara konsolidasi, BJBR menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Total aset meningkat sebesar 17,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), dengan mencapai Rp210 triliun. Dana Pihak Ketiga juga tumbuh 17,1 persen (yoy), mencapai Rp153,2 triliun, sementara kredit termasuk pembiayaan meningkat 10,4 persen (yoy) menjadi Rp138 triliun.
Efisiensi dalam operasional serta optimalisasi fee-based income (FBI) berhasil menjaga laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp1,47 triliun dan laba setelah pajak sebesar Rp1,16 triliun.
Dari sisi kredit bank only, BJBR mencatat pertumbuhan kredit sebesar 4,3 persen (yoy) menjadi Rp121,5 triliun, dengan kontribusi utama dari segmen kredit konsumer yang tumbuh 6,8 persen (yoy) mencapai Rp73,1 triliun. Segmen kredit konsumer masih menjadi penopang utama kinerja BJBR, dengan market share mencapai 29 persen di kalangan P3K di Jawa Barat dan Banten.
Pada akhir September, jumlah debitur P3K meningkat signifikan dengan lebih dari 54 ribu pegawai yang menjadi nasabah BJBR, menunjukkan potensi pasar yang masih besar di segmen ini.