Untuk itu, menurut Achmad, BRI telah menerapkan manajemen risiko yang lebih intense dalam menyalurkan kredit ke sektor hijau, diantaranya adalah melakukan climate change scenario analysis dengan standar internasional, serta menyusun credit policy per sektor, yaitu untuk sektor palm oil dan pulp & paper.
Selain risiko yang tinggi, Achmad juga menjelaskan bahwa ketersediaan green project di Indonesia saat ini juga masih terbatas. Untuk itu, peran dari Pemerintah dan pelaku industri menjadi hal yang penting dalam meningkatkan porsi green project di Indonesia.
Sedangkan di tataran operasional, implementasi ESG roadmap BRI mengutamakan dua hal, yaitu People dan Business Process.
"Operasional kita nggak akan pernah optimal ketika kita nggak meng-address isu mengenai manusianya," tutur Achmad.
BRI juga mendorong pekerjanya dalam mendukung pencapaian NZE target, antara lain melalui inisiatif Eco-Operational Efficiency Program, seperti penggunaan kendaraan operasional listrik dan instalasi solar panel di unit kerja BRI.