Menurut Arief, Bank Jago memiliki modal sekitar Rp8,5 triliun atau melebihi ketentuan modal minimum bank umum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebesar Rp3 triliun.
“Jadi kita masih punya banyak sekali capital yang ada, yang saat ini mungkin belum dipakai untuk menyalurkan kepada pinjaman,” ungkap Arief.
Lebih lanjut, dengan ekosistem GOTO, pihaknya yakin bisa menambah dana murah. Arief mengatakan, saat ini kontribusi dari ekosistem GOTO telah mencapai 35% terhadap nasabah Bank Jago.
“Pertumbuhan organik artinya kita peroleh sendiri pasti ada, tapi kita memang majority harus berkolaborasi dengan ekosistem dimana GOTO itu adalah strategic partner kita sejak kita berdiri sebetulnya karena mereka juga pemegang saham di Jago,” pungkasnya.
Arief pun memproyeksikan sampai akhir tahun akan bisa menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sekitar 20% dan kontribusi dana murah di sekitar 70%.
(DES)