Alhasil, lanjut Wahyudi, dari fenomena ini yaitu gaya hidup konsumtif dan karakteristik Gen Z yang identik dengan seeking new experience namun tidak disertai dengan literasi keuangan yang memadai dan kemudahan akses.
"Gen Z kerap terjebak dalam siklus utang yang sulit dihindari, mengakibatkan risiko jangka panjang pada stabilitas keuangan mereka," kata dia.
Sementara itu, berdasarkan temuan riset terbaru dari Inventure tahun 2024, ada 34 persen Generasi Z telah memanfaatkan pinjol untuk berbagai kebutuhan, namun sebagian besar penggunaannya berhubungan dengan gaya hidup konsumtif.
Riset Inventure 2024 mengungkap bahwa 61 persen responden Gen Z menggunakan pinjol untuk membeli gadget, sementara 35 persen lainnya memanfaatkan pinjaman untuk belanja kebutuhan fashion seperti baju, sepatu, dan tas.
Selain itu, 23 persen dari Gen Z memanfaatkan pinjol untuk kegiatan rekreasi seperti nongkrong dan liburan.
"Temuan ini mencerminkan kecenderungan unik di kalangan Gen Z yang lebih memprioritaskan gaya hidup masa kini tanpa memikirkan dampak finansial di masa depan," katanya.
(Nur Ichsan Yuniarto)