IDXChannel - Bank Indonesia (BI) bakal memperluas kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) pada 1 Januari 2025 dengan menggelontorkan dana sebesar Rp290 triliun.
Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang menilai langkah BI menerapkan kebijakan makroprudensial yang longgar untuk mendorong pertumbuhan kredit, dengan fokus khusus pada sektor-sektor prioritas seperti UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan ekonomi hijau.
"Upaya ini ditujukan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan memastikan penyaluran kredit yang berkelanjutan pada sektor-sektor utama perekonomian," kata Hosianna dalam keterangan resmi, Kamis (19/12/2024).
Sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu (18/12/2024), BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 6 persen. Hal itu untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan volatilitas pasar keuangan.
Prioritas bank sentral tersebut dinilai tetap pada upaya menstabilkan nilai tukar Rupiah dalam jangka pendek mengingat kondisi ekonomi global yang terus berfluktuasi.
Hosianna menilai, peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut semakin menyempit. Sebelumnya, pada September 2024, diperkirakan akan ada pemotongan suku bunga Fed sebesar 100 bps pada 2024 dan 2025, diikuti dengan 50 bps pada 2026.
Namun, per kondisi November 2024, peluang penurunan suku bunga AS semakin kecil. FFR diproyeksikan berada di 4,5 persen pada Desember 2024, 4 persen pada Desember 2025, dan 3 persen pada Desember 2026.
Dengan berkurangnya peluang pemangkasan lebih lanjut, BI mungkin memiliki lebih sedikit ruang untuk pelonggaran kebijakan. Hal ini meningkatkan potensi pemulihan ekonomi yang lebih lambat pada 2025, yang bisa melemahkan prospek pertumbuhan.
"Oleh karena itu, kebijakan penurunan suku bunga BI yang tepat waktu akan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memulihkan kepercayaan konsumen," kata Hosianna.
(Febrina Ratna)