“Dalam meminimalisasi potensi dan berupaya mengurangi risiko account takeover oleh fraudster, pihak yang tidak bertanggung jawab, maupun tindak kejahatan lainnya, kami menerapkan One Device Binding pada M2U ID App,” katanya.
Dari sisi bank, Charles menuturkan, Maybank Indonesia terus meningkatkan sistem keamanan M2U ID App, namun nasabah tetap mendapatkan pengalaman transaksi perbankan yang nyaman dan menyenangkan. Meski demikian, nasabah juga perlu menyadari adanya ancaman serangan social engineering.
“Serangan social engineering dapat terjadi jika kita lengah. Penjahat biasanya mencoba melakukan manipulasi emosi atau psikologi dengan membuat korban percaya, sering kali dengan menyamar sebagai seseorang yang berwenang atau memiliki kebutuhan mendesak untuk mendapatkan akses pada informasi pribadi atau data-data berharga,” jelas dia.
Adapun contoh dari aktivitas social engineering yang diikuti dengan phishing yaitu pelaku menghubungi nasabah dengan mengaku sebagai staf perbankan yang menginformasikan telah terjadi transaksi yang terindikasi bukan transaksi sesungguhnya dari nasabah.