Menurut Novita, secara umum BNI masih melihat loan demand yang cukup baik di seluruh sektor ekonomi hingga akhir tahun ini, antara lain pada sektor telekomunikasi, manufaktur dan energi.
"Sektor Renewable Energy juga terus berkembang sebagai sektor yang prospektif. Sebagai bank sistemik, penting juga bagi BNI untuk memiliki eksposur yang terdiversifikasi di berbagai sektor yang memiliki karakteristik prospektif atau defensive, dengan fokus pada top tier clients," tuturnya.
Fokus bisnis pada top tier clients merupakan strategi BNI untuk memastikan profitabilitas yang sustain dalam jangka panjang, karena akan menghasilkan kualitas aset yang lebih tangguh dan pendapatan yang terdiversifikasi berupa fee based income yang berasal dari transaksi nasabah dan ekosistemnya.
"Hingga akhir tahun, kami memproyeksikan segmen korporasi blue chip baik swasta maupun BUMN akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit BNI, dimana aspirasi kami secara total bankwide adalah untuk menjaga pertumbuhan kredit kami tahun ini tetap pada level yang tinggi di kisaran 10-12 persen," kata Novita.
Sebagai dampak dari pertumbuhan kredit yang fokus pada top tier clients, portfolio corporate BNI memiliki kualitas aset yang baik, terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) di segmen ini yang hanya sebesar 1,0 persen di Juni 2024, membaik dari Juni 2023 yang sebesar 1,2 persen.