"Karena sepatu-sendal kan bukan barang yang tiap hari dicari orang, jadi kita perlu stok yang cukup. Kadang satu produk perlu satu-dua bulan untuk laku. Itu kan artinya ada sebagian modal kita yang nggak muter. Jadi perlu dana lebih untuk bisa rutin kulakan agar stok di lapak tidak kosong," urai Ida.
Beruntung, pemerintah telah menyediakan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga cukup ringan, karena sebagian di antaranya disubsidi langsung oleh pemerintah, yang dikucurkan melalui sejumlah perbankan di Indonesia.
Ida pun menjadi salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang memanfaatkan fasilitas bantuan KUR dari pemerintah tersebut melalui PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), atau Bank BRI.
Pertama kali Ida menjadi nasabah KUR BRI adalah pada 2018 lalu, atau tepat setahun setelah Ida memutuskan untuk menggeluti bisnis 'warisan' dari orang tuanya ini.
"(Saya) Sudah beberapa kali ngajuin (KUR ke BRI). Alhamdulillah selalu lancar. Pertama ngajuin Rp25 juta, tenor 1,5 tahun. Setelah lunas, ajuin Rp25 juta lagi, tenor juga 1,5 tahun lagi. Lalu (mengajukan lagi) Rp50 juta. Dan terakhir ini, Rp85 juta untuk tenor tiga tahun," ungkap Ida.