IDXChannel - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat pertumbuhan laba 10,21 persen year on year (YOY) mencapai Rp3,74 triliun (audited) pada kuartal II-2025.
Bisnis emas dan haji menjadi mesin utama pertumbuhan pada kuartal ini. Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan kinerja yang kuat ini juga buah dari konsistensi Perseroan fokus pada bisnis khas bank syariah, yakni emas dan islamic ecosystem terutama layanan haji dan umrah.
‘’Bisnis tersebut tentu saja didukung transformasi digital sehingga memudahkan nasabah mengakses layanan,” ujarnya pada Paparan Kinerja BSI kuartal II-2025 Senin (22/9/2025).
Bisnis emas dan haji yang ditopang digitalisasi adalah strategi BSI untuk tetap tumbuh dalam kondisi makro ekonomi pada awal tahun yang cukup menantang. Produk dan layanan BSI, saat ini dapat diakses melalui aplikasi mobile banking BYOND.
Adapun pembiayaan BSI tumbuh lebih tinggi dari industri perbankan nasional yakni pada level 13,93 persen (YoY) dengan outstanding mencapai Rp293,24 triliun. Mayoritas pembiayaan dikontribusi segmen Ritel dan Konsumer termasuk emas sebesar Rp211,78 triliun yang mengomposisi 72,22 persen, disusul segmen Wholesale sebesar 27,78 persen.
Pembiayaan bisnis emas BSI melesat 88,25 persen (YoY) mencapai Rp16,88 triliun yang terdiri atas Cicil Emas Rp9,09 triliun tumbuh 155,41 persen (YoY), dan Gadai Emas Rp7,79 triliun tumbuh 44,08 persen (YoY).
Melesatnya pembiayaan emas mendorong pembiayaan Konsumer BSI naik 16,20 persen dengan oustanding Rp162,19 triliun.
"Tak hanya tumbuh sustain, kualitas pembiayaan terjaga dengan indikasi NPF Gross 1,87 persen membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari posisi industri yang berada pada level 2,22 persen," katanya.
Direktur Finance and Strategy Ade Cahyo Nugroho menjelaskan strategi lain yang juga mendorong kinerja solid yakni pengelolaan dana murah.
Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI tumbuh konsisten dengan Tabungan sebagai engine growth, sehingga menjaga komposisi Dana Murah (CASA) di level 61,78 persen atau Rp199,48 triliun.
Ekosistem payroll dan haji terbukti mampu mendorong pertumbuhan DPK 8,83 persen (YoY) mencapai Rp323 triliun. Tabungan BSI mencapai Rp141,30 triliun, tumbuh 9,71 persen (YoY).
Melesatnya bisnis berbasis emas, meningkatkan pendapatan margin perseroan ke level Rp14,09 Triliun, tumbuh 16,61 persen (YoY) serta pendapatan berbasis fee menjadi Rp2,94 triliun, naik 18,37 persen. Di sisi lain, peningkatan DPK menjaga aset BSI pada angka Rp401 triliun.
(Kunthi fahmar sandy)