IDXChannel - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan, kebijakan terbaru pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) akan memberikan sejumlah dampak positif terhadap Rupiah dan perbankan.
Menurut Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, selama ini devisa hasil ekspor yang masuk ke dalam negeri hanya bersifat parkir sesaat. Sehingga, meskipun neraca perdagangan terus surplus, namun Rupiah masih tertekan.
"Harusnya ini dampaknya positif ke kita, karena selama ini uang ekspor masuk sebentar lalu keluar. Sehingga walaupun kita surplus perdagangan, Rupiahnya tetap aja tertekan," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat LPS, Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Meski begitu, Purbaya menilai kebijakan revisi aturan DHE SDA berjalan dengan baik, maka akan menambah cadangan devisa hingga perbankan.
"Harusnya kalau ini dijalankan dengan baik akan membantu cadangan devisa, nilai tukar Rupiah dan di perbankan juga, karena dananya akan masuk ke sini dan perbankan nasional," kata dia.
Lebih lanjut, dia menuturkan, suku bunga valas di pasar domestik juga akan cenderung semakin terkendali.
"Suku bunga di sana rendah 2,2 persen, The Fed masih 4,75 persen kan, jadi dengan adanya ini harusnya membuat daya tahan Rupiah akan baik kalau dijalankan dengan baik," kata Purbaya.
Sebagai informasi, LPS memutuskan untuk tetap mempertahankan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) pada level 4,25 persen bagi tabungan berdenominasi Rupiah di bank umum.
TBP untuk tabungan berdenominasi valuta asing (valas) di bank umum juga tidak berubah pada level 2,25 persen. Begitu pula dengan TBP bank perekonomian rakyat (BPR) yakni 6,75 persen. Tingkat bunga penjamin tersebut akan berlaku sejak 1 Februari sampai dengan 31 Mei 2025.
Memasuki 2025, LPS melaporkan suku bunga deposito Rupiah masih terpantau masih cenderung turun terbatas dipengaruhi kebutuhan permintaan kredit yang meningkat. Sementara itu, kelanjutan pemangkasan suku bunga kebijakan berpotensi mempengaruhi arah suku bunga deposito.
(Dhera Arizona)