Dari segi manajemen risiko, BRI telah mengendalikan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di level 3,08%. Pengelolaan risiko yang solid tersebut juga ditunjang oleh NPL Coverage yang kuat di level 278,1%.
Dari segi pendanaan, BRI mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK) sebesar 7,1% yoy menjadi Rp1.138,7 triliun. Lebih rinci, Tabungan mendominasi sebesar Rp.497,68 triliun, Giro tercatat sebesar Rp.220,59 triliun, dan Deposito sebesar Rp.420,48 triliun.
Dengan kinerja yang sehat tersebut, Aria optimistis saham BBRI bisa menyentuh level Rp5.000.
“Oleh karena itu angka target price di level 5.000 cukup realistis di saat ini. Bahkan skenario optimis sampai di level 5.250,” ujarnya optimistis.
Perkiraan nilai buyback tersebut belum termasuk biaya komisi perantara pedagang efek lainnya, yakni sekitar 0,33% dari nilai buyback. Buyback diperkirakan pada rentang 1 Maret 2022-31 Agustus 2023.