“Jadi, ke mana pun suku bunga bergerak, bisa dibilang kebijakan moneter sekarang secara material lebih longgar daripada pada pertemuan terakhir,” kata Simon Moore, analis di Forbes, Senin, (20/3).
Menurut Simon, mempertahankan suku bunga yang stabil akan disambut baik oleh pasar, juga menimbulkan pertanyaan tentang data perbankan seperti apa yang dilihat The Fed. Dengan demikian, kebijakan yang lebih longgar dapat dilihat lebih sebagai sinyal bahwa risiko terhadap sektor perbankan belum berakhir.
Analisis Investing menyebutkan, terdapat skenario kenaikan suku bunga The Fed yang perlu diperhatikan, di antaranya:
1. Tidak Ada Perubahan (21,8%):
Dalam skenario ini, tekad The Fed untuk melawan dan mengendalikan inflasi akan menjadi pertanyaan serius.
Mengingat, runtuhnya kredibilitas bank sentral belum pernah terjadi sebelumnya, terutama setelah Powell berkali-kali menyatakan bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama dalam melawan inflasi.
2. Kenaikan 25 bps (78,2%)
Kenaikan seperempat poin akan paling masuk akal saat ini yang berpotensi akan menempatkan The Fed di posisi yang sulit, terutama dengan inflasi yang masih berjalan jauh di atas target 2% bank sentral. Hal ini juga dapat membuat The Fed berisiko melonggarkan kebijakan saat tekanan inflasi mulai meningkat kembali.
3. Kenaikan 50 bps (0%)
Kenaikan suku bunga 50bps juga tidak akan banyak membantu The Fed. Dengan langkah agresif, akan semakin menambah ketakutan hard landing bagi ekonomi yaitu resesi yang dalam dan berkepanjangan.
Jika kebijakan ini di ambil, bank sentral AS kemungkinan akan menghadapi kritik lebih dalam, mengingat tanda-tanda meningkatnya tekanan di sektor perbankan.
“Pendapat saya adalah bahwa apa pun yang dilakukan The Fed, itu dalam situasi lose-lose. Bank sentral AS tampaknya tengah berjalan di atas tali, dengan potensi kesalahan kebijakan besar di setiap sisi,”kata analis Investing.com, Jesse Cohen, Senin (20/3). (ADF)