Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral membahas dua agenda yang diperluas untuk kolaborasi lintas sektoral, yaitu kolaborasi Keuangan-Kesehatan dan Ketahanan Pangan.
Pada isu Keuangan-Kesehatan, Pertemuan Gabungan Menteri Keuangan dan Kesehatan yang pertama berhasil dilaksanakan kemarin. Pertemuan ini menetapkan langkah untuk melanjutkan kerja sama dan kemajuan dalam lanskap kesehatan dan keuangan kawasan ASEAN.
Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan menyadari adanya kesenjangan pendanaan yang signifikan dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi (PPR) di Asia Tenggara seperti yang dilaporkan oleh studi yang dilakukan oleh ADB dan potensi untuk memobilisasi modalitas pendanaan di kawasan, termasuk Dana Respons ASEAN untuk COVID-19 dan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Lainnya serta Penyakit Baru.
Pada isu ketahanan pangan, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan keterlibatan sektor keuangan dalam memastikan ketahanan pangan kawasan dan global dengan memperkuat kolaborasi lintas sektoral. Hal ini bertujuan untuk (i) meningkatkan kebijakan untuk mengurangi tantangan ketahanan pangan, (ii) meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat, (iii) meningkatkan akses keuangan bagi UMKM dan petani kecil untuk mendorong ketahanan pangan, dan (iv) meningkatkan fasilitas perdagangan.
Sementara itu, terdapat beberapa diskusi utama yang mengemuka terkait bank sentral, adalah sebagai berikut. Pertama, pentingnya mengoptimalkan bauran kebijakan makroekonomi.