“Adanya gap ekspektasi dengan tingkat utilitas GRC Technology saat ini dapat menjadi acuan kita untuk terus memperbaiki proses bisnis, khususnya di lingkup implementasi GRC,” kata Sophia dalam keterangan resminya, Rabu (25/1/2023).
Menurut Sophia, dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi, internal auditor juga dituntut untuk lebih agile dan adaptif dalam penggunaan teknologi untuk menghadapi risiko ke depan.
Dia menyebut, penggunaan data analytics, artificial intelligence (AI), ataupun GRC system harus menjadi fokus pengembangan, sehingga dapat mendorong pelaksanaan continuous audit continuous monitoring (CACM) dengan workflow yang lebih fleksibel dan efisien.
Sophia menambahkan, pentingnya perusahaan memiliki fungsi audit internal yang kuat dan didukung dengan teknologi, agar tata kelola perusahaan terus meningkat dan dapat memberikan early warning pada manajemen.
“Komunikasi auditor internal dengan board menjadi sangat penting, sehingga board dapat memahami permasalahan di perusahaan secara komprehensif,” ujar dia.