sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

OJK Sambut Hasil Negosiasi Tarif RI-AS, Siap Dorong Pembiayaan Sektor Prioritas

Banking editor Dinar Fitra Maghiszha
04/08/2025 18:00 WIB
OJK menyebut kesepakatan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menjadi peluang penting untuk memperkuat daya saing nasional.
OJK Sambut Hasil Negosiasi Tarif RI-AS, Siap Dorong Pembiayaan Sektor Prioritas. Foto: iNews Media Group.
OJK Sambut Hasil Negosiasi Tarif RI-AS, Siap Dorong Pembiayaan Sektor Prioritas. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kesepakatan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menjadi peluang penting untuk memperkuat daya saing nasional.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan pihaknya siap mendorong optimalisasi pembiayaan sektor jasa keuangan terhadap sektor-sektor prioritas yang berpotensi terdampak positif oleh kebijakan tersebut.

“Kesepakatan Indonesia dengan AS untuk menurunkan tarif menjadi 19 persen, yang menjadi salah satu tarif terendah di kawasan, diharapkan akan menciptakan peluang yang meningkatkan daya saing Indonesia,” ujar Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan, Senin (4/8/2025).

Menurut Mahendra, penurunan tarif tersebut sejalan dengan kondisi ekonomi global yang membaik, dan meredanya tensi perdagangan global yang sempat menimbulkan ketidakpastian.

Dia menyebut perjanjian itu sebagai salah satu faktor pendorong yang menciptakan ruang ekspansi bagi sektor keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Mahendra menuturkan tercapainya kesepakatan RI-AS diharapkan dapat mengoptimalisasi kinerja intermediasi industri jasa keuangan.

"Terutama bagi sektor prioritas dan sektor yang berpeluang mendapatkan dampak positif atas kepastian kesepakatan perdagangan itu," kata dia.

Demi memastikan hal ini, OJK mendukung kebijakan dan fasilitasi dari pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri, termasuk meningkatkan peran lembaga jasa keuangan dalam skema pembiayaan untuk program prioritas pemerintah.

"Tentunya dengan tetap menerapkan manajemen risiko dan tata kelola yang baik, serta berfokus pada penguatan ekosistem jasa keuangan yang sehat, inklusif, dan kompetitif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement