Hanya saja implementasi HAKI, diakuinya, memiliki tantangan dari sisi fluktuasi nilai dari HAKI yang memang tinggi tergantung sentimen pasar, kinerja pemasaran, tren selera masyarakat, time value-nya, dan usia ekonomi produk HAKI tersebut.
"Terdapat tantangan yang masih harus menjadi concern bersama agar HAKI dapat masuk menjadi agunan kredit atau pembiayaan," ujar Dian.
"Pertama, perkembangan HAKI menyebabkan persaingan antar industri di dalamnya semakin kompetitif. Untuk UMKM berbasis HAKI dapat mengalami kesulitan memasuki pasar dan mengakses modal dari pihak eksternal," sambungnya.
Kedua, lanjut Dian, dari sisi stabilitas sistem keuangan, HAKI masih sering dinilai sebagai sektor dengan produktivitas rendah, serta fluktuasi pada return maupun value yang tinggi, sehingga dikategorikan menjadi penyumbang risiko stabilitas, sehingga pembiayaan berbasis HKI menuntut bank menyimpan pencadangan yang lebih besar.