Satu-satunya bank syariah yang sejauh ini menjadi penopang total aset secara nasional yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), atau BSI, dengan nilai aset mencapai Rp371 triliun, sekaligus satu-satunya bank syariah domestik dengan nilai aset di atas Rp 100 triliun.
"Yang memprihatinkan, dengan potensi yang demikian besar itu, kita bahkan kalah dengan Malaysia, yang notabene jumlah penduduknya hanya 34 juta, satu per sembilan dari jumlah penduduk Indonesia," ujar Penasihat Center of Sharia Economic Development (CSED) Indef, Abdul Hakam Naja, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (27/12/2024).
Dengan berbekal potensi pasar yang sangat jomplang dibanding Indonesia tersebut, menurut Abdul, Malaysia juga memiliki Maybank Islamic, yang total asetnya mencapai Rp1.000 triliun. Lalu juga ada CIMB Islamic dengan nilai aset mencapai Rp605,27 triliun.
Dengan kekuatan aset sebesar itu, industri perbankan syariah Malaysia mampu mengamankan 37 persen dari total keseluruhan kinerja perbankan di Negeri Jiran tersebut.
Karenanya, dengan melihat peta persaingan yang miris tersebut, OJK kini tengah mendorong industri perbankan syariah nasional untuk dapat secara bertahap mendongkrak nilai aset, baik melalui investasi secara organik maupun lewat skema konsolidasi.
Dengan pendekatan strategi demikian, OJK berharap ke depan dapat muncul bank syariah di Indonesia dengan nilai aset cukup jumbo, setidaknya hingga mencapai Rp200 triliun.
Dengan nilai aset yang besar, perbankan syariah diharapkan dapat lebih leluasa dalam berinovasi, sehingga dapat lebih mengolah dan memaksimalkan besarnya potensi pasar yang ada di masyarakat, sehingga tidak lagi menjadi potensi mubadzir tanpa eksekusi berarti, seperti yang selama ini terjadi.
Masih demikian besar dan terbukanya potensi pasar di masyarakat, diakui oleh para pelaku industri perbankan syariah domestik. Seperti yang disampaikan oleh PT Bank BCA Syariah.
Menurut Direktur BCA Syariah, Pranata, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi pengembangan yang bakal dilakukan di 2025, dengan lebih banyak berfokus pada perluasan jangkauan layanan di dalam negeri.
Meski terkesan klise, namun upaya perluasan tersebut sejauh ini dinilai masih sangat dibutuhkan, seiring dengan masih luasnya potensi pasar syariah yang belum termaksimalkan di masyarakat.
"Kami fokus untuk terus melanjutkan program modernisasi teknologi, sebagai upaya senantiasa menghadirkan layanan transaksi perbankan yang mudah dan aman, dengan menyempurnakan dan melengkapi fitur aplikasi BSya," ujar Pranata, dalam keterangan resminya.