Dia menuturkan, model bisnis Bank Jago menyatukan model bisnis digital di AS, Eropa, dan Asia seperti China dan Korea Selatan. Kemudian model bisnis itu ditambahkan dengan keunikan yang ingin ditonjolkan Bank Jago.
"Kita jangan copycat dari model bisnis orang lain. Bank Jago juga berbeda dari Jenius secara teknologi yang digunakan," katanya.
Di Eropa dan AS, model bisnis yang ditonjolkan lebih banyak mengenai life centric. Tak heran, berbagai platform digital di negara maju itu dilengkapi dengan desain UI/UX yang sangat canggih.
Sedangkan model bisnis di China dan Korea lebih mengacu pada penggabungan ekosistem sehingga mampu tumbuh lebih cepat. Keunggulan dari masing-masing model bisnis ini akhirnya diadopsi Bank Jago.
"Saya juga belajar banyak waktu luncurkan Jenius dari awal. Kita fokus di life centric solution, tapi tetap bekerjasama dan berkolaborasi membangun ekosistem," katanya. (RAMA)