"Saya selalu memilih bahan yang segar. Saya juga tidak pernah mengurangi bumbu-bumbu agar tidak mempengaruhi rasa," ucapnya.
Hantaman itu tak berhenti justru semakin kuat. Pandemi Covid-19 di awal 2020 benar-benar memukul Khamid.
Warung nasi yang dirintisnya sejak 2004 terpaksa harus tutup sementara. Tak ada lagi penghasilan hampir membuat Khamid putus asa. Sebab, istri dan anaknya harus tetap diberi nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Makan aja susah hampir putus asa soal masa depan keluarganya," kata Khamid.
Bangkit dengan KUR BRI
Sebagai kepala keluarga, Khamid tak menyerah kepada keadaan. Setelah pandemi berangsur pulih dan usaha mulai kembali bangkit. Khamid memulai memutar otak.
Khamid lantas mencoba mengajukan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI) untuk membangun kembali usahanya. Khamid awalnya hanya mengambil pinjaman Rp30 juta dengan tenor dua tahun.