Sebagai contoh, Nixon mengungkapkan bahwa BTN adalah pihak yang pertama menolak wacana pengurangan ukuran rumah subsidi menjadi hanya 18 meter persegi.
“BTN adalah yang pertama menolak ide tersebut, karena kita harus lihat kenyataannya di lapangan bahwa rata-rata keluarga Indonesia butuh setidaknya dua kamar tidur. Ukuran rumah 18 meter persegi akan menjadi masalah baru bagi penghuni dan lingkungan sekitarnya. Janganlah kita ciptakan kawasan kumuh baru,” ujar Nixon.
Atas perannya yang signifikan dalam membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat dari sektor perumahan, BTN berkomitmen untuk terus melayani MBR termasuk mereka yang berasal dari kalangan pekerja sektor informal dan pekerja berpendapatan tidak tetap, seperti pedagang kecil, tukang cukur, ojek, dan lain-lain.
Meskipun saat ini lebih dari 77 persen debitur KPR Subsidi di BTN adalah karyawan swasta, proporsi pekerja sektor informal yang dapat menikmati kepemilikan rumah juga terus bertambah di BTN.
Bahkan, BTN telah lama berkolaborasi dengan salah satu perusahaan aplikasi ride-hailing untuk dapat memberikan KPR kepada mitra drivernya dengan inovasi pembayaran angsuran berupa pemotongan pendapatan harian agar mereka mudah membayar cicilan.