Pertumbuhan itu sama dengan tahun lalu, namun masih lebih kecil dibandingkan dengan 2021 dan 2022 yang masing-masing 6,5 persen dan 3,5 persen.
“Selain itu, eskalasi geopolitik menambah ketidakpastian yang membayangi prospek ekonomi di masa depan. Menghadapi ketidakpastian ekonomi dan politik global, beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), mengadopsi kebijakan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama atau higher for longer,” kata Hery.
Hery melanjutkan, pemilihan presiden di sejumlah negara pada 2024 dan tahun depan termasuk di AS, memperkuat pula ketidakpastian pada arah kebijakan moneter dan fiskal global.
Kendati demikian, World Bank dan IMF memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh 5,0 persen pada 2024. Proyeksi tersebut didukung oleh permintaan domestik.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Tanah Air tetap baik pada 2024 yaitu di rentang 4,7 persen-5,5 persen. Perkiraan tersebut tertopang konsumsi rumah tangga yang terjaga dan iklim investasi yang positif.