“Konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap kuat meski terindikasi sedikit menurun pada kuartal II/2024. Terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen dan retail sales yang tumbuh relatif lebih lambat. Investasi juga diperkirakan tetap kuat sejalan dengan PMI Manufaktur yang tetap berada pada zona ekspansif,” tutur dia.
Dia pun menyoroti bahwa di tengah kondisi suku bunga tinggi, likuiditas secara makro menurun. Namun, tetap memadai yang terindikasi dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang turun tetapi tetap tinggi.
Likuiditas yang masih memadai secara makro, kata dia, mendorong intermediasi perbankan tetap tumbuh solid karena didukung kebijakan makro prudensial yang akomodatif.
Kendati demikian, tantangannya adalah pertumbuhan kredit akan diiringi dengan peningkatan Non Performing Loan (NPL). Hal ini tentu mendorong risiko penyaluran kredit yang patut untuk terus dipantau. Selain itu, tantangan likuiditas terutama terkait funding perbankan, ke depan perlu terus dicermati.
Data BI menunjukkan pertumbuhan kredit pada Juni 2024 tumbuh tinggi sebesar 12,36 persen secara tahunan/year on year (yoy).