"Hari ini kita melihat dengan likuiditas yang ample (terjaga) ini, bank-bank sudah mulai bisa menekan cost of fundnya dan lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu," katanya.
Meski demikian, Hery menyebut nilai undisbursed loan masih tinggi karena sebagian debitur memilih bersikap wait and see sebelum merealisasikan penarikan kredit untuk ekspansi usaha serta daya beli masyarakat menengah ke bawah melemah dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Sejumlah indikator perbankan juga menunjukkan perbaikan. Per modal industri pada September 2025 tercatat berada di kisaran 26 persen, sementara tingkat kredit bermasalah (NPL) terjaga di level 2,2-2,4 persen.
"Harapannya tahun depan kalau jika nanti akan banyak fiscal policy dan juga monetary policy bersamaan juga dengan apa yang dilakukan dari sisi pembiayaan APBN oleh pemerintah, kementerian keuangan dan seterusnya, harapannya sektor riil akan bergerak dan kalau sektor riil bergerak ya kemudian kredit perbankan juga akan ikut mendukung hal itu," ujarnya.
(DESI ANGRIANI)