IDXChannel -Total dividen perusahaan pelat merah yang dikontribusikan ke negara pada 2023 terus meningkat.
Setoran tersebut didominasi oleh BUMN di sektor perbankan alias Himbara. Selain perbankan, BUMN yang berhasil membagikan dividen tahun ini berasal dari sektor telekomunikasi, semen, dan penyedia layanan jalan tol.
Tak hanya bank BUMN, pesta cuan bagi-bagi cuan juga dilakukan oleh bank lainnya. Berikut rincian dividen emiten Bank nasional yang dihimpun IDXChannel.com dari berbagai sumber, siapa saja?
1. Bank Mandiri (BMRI)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) secara konsisten dalam tiga tahun terakhir memberikan dividen kepada para pemegang saham.
Direktur Utama Bank Mandiri (BMRI) Darmawan Junaidi mengatakan, sejak 2020 hingga 2022, BMRI berhasil mempertahankan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) pada level 60%.
Tahun ini, BMRI telah membagikan dividen kepada seluruh pemegang saham sebesar Rp24,7 triliun untuk tahun buku 2022 dengan imbal hasil (yield) sebesar 5,3 persen. Selain itu, saham BMRI juga menguat sebesar 41,43 persen di tahun 2022.
“Sehingga kami telah memberikan total shareholder return atau TSR sebesar 46,6 persen di tahun 2022 lalu,” ungkapnya. Perseroan dalam hal ini, ke depannya juga akan terus mempertahankan konsistensi BMRI untuk dapat meningkatkan nilai kepada seluruh pemegang saham.
Perlu diketahui, dividen Bank Mandiri yang masuk ke kas negara terus meningkat. Rinciannya, tahun 2020 sebesar Rp6,16 triliun, 2021 Rp8,75 triliun dan 2022 sebesar Rp12,84 triliun.
Dengan dividend payout ratio 60%, Bank Mandiri masih memiliki cukup extra buffer dengan CAR senantiasa di atas 18% untuk menghadapi berbagai ketidakpastian ekonomi global dan nasional.
Darmawan mengaku, di masa pandemi hingga menutup tahun 2022, pertumbuhan secara kredit Bank Mandiri memang tidak agresif. Hal itu karena di masa pandemi pertumbuhannya negatif 13,6%. Tetapi, jika dilihat kinerja 2021-2022, terus dilakukan perbaikan.
"Hingga pada akhirnya langkah Bank Mandiri berbuah hasil dengan mencetak laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp41,2 triliun sepanjang 2022, tumbuh 46,9% dibandingkan 2021 (year on year/yoy)," pungkasnya.
2. Bank BRI (BBRI)
Emiten yang berfokus pada segmen UMKM ini merupakan perusahaan yang rajin dalam membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.
Bahkan, BRI tercatat cukup konsisten membagikan dividen sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) November 2003 silam.
BRI juga menjadi bank dengan rasio tebaran dividen tertinggi. BRI membagikan dividen tunai senilai Rp43,5 triliun, mencapai 85% dari total laba bersih tahun lalu. Apabila berkaca dalam lima tahun terakhir, tebaran dividen BRI terus mencatatkan peningkatan rasio.
Perseroan mengumumkan akan membagikan Dividen Interim bagi pemegang saham BBRI di awal tahun 2024. Melalui Keterbukaan Informasi yang diterbitkan perseroan pada Selasa (19/12), BRI akan membagikan Dividen Interim dengan total senilai Rp12,7 triliun atau sebesar Rp84,- per lembar saham.
Dari total nilai tersebut, dividen interim sebesar Rp6,8 triliun disetorkan kepada pemerintah dan sekitar Rp5,9 triliun akan dibagikan kepada publik.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan pembagian Dividen Interim ini merupakan bentuk komitmen BRI dalam memberikan economic value utamanya bagi para shareholders.
Melalui strategi dan inisiatif yang didukung pengelolaan modal yang baik, pihaknya optimistis akan mampu untuk terus create value dan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham.
Lebih lanjut, Sunarso menjelaskan BRI memiliki potensi untuk membagikan dividen payout ratio lebih tinggi dari kondisi normal. Hal tersebut telah dicapai perseroan ketika BRI membayarkan 85% dari net profit tahun 2021 dan 2022 kepada shareholders sebagai dividen.
Menurut Sunarso, rasio dividen yang tinggi tersebut tidak akan menganggu kinerja BRI. Hal tersebut dikarenakan BRI memiliki modal yang kuat, dimana CAR BRI per September 2023 tercatat sebesar 27,4 atau dalam posisi yang sangat memadai. CAR BRI tersebut jauh diatas hanya kebutuhan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BRI yang sekitar 17,5%.
“Perseroan memastikan pembagian dividen interim ini tidak mengganggu permodalan BRI, dan disisi lain semua kebutuhan investasi, seperti investasi untuk IT, telah terpenuhi serta cadangan untuk mengcover berbagai risiko telah disediakan dengan memadai,” pungkas Sunarso.
Adapun timeline pembagian dividen interim saham BBRI adalah sebagai berikut:
1 Pembagian Dividen Interim: 19 Desember 2023
2 Akhir Periode Perdagangan Saham dengan Hak Dividen Interim (cum Dividen):
a. Pasar Reguler dan Negosiasi: 29 Desember 2023
b. Pasar Tunai: 3 Januari 2024
3 Awal Perdagangan Saham Tanpa Hak Dividen Interim (ex Dividen):
a. Pasar Reguler dan Negosiasi:2 Januari 2024
b. Pasar Tunai: 4 Januari 2024
4 Daftar Pemegang Saham yang berhak Dividen Interim
(recording date): 3 Januari 2024
5 Pembayaran Dividen Interim: 18 Januari 2024
Sebelumnya pada Maret, Bank pelat merah ini membagikan dividen sebesar Rp 43,49 triliun, yang merupakan 85% dari laba bersih konsolidasian. Jumlah ini termasuk jumlah dividen interim yang telah dibagikan kepada pemegang saham pada 27 Januari 2023 sejumlah Rp 8,60 triliun atau sebesar Rp 57,00 per lembar saham.
3. Bank BNI (BBNI)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI pada Maret 2023 mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2022 dan telah menyetujui pembagian dividen sebesar 40% atau senilai total Rp7,32 triliun.
Nilai ini naik 2,69 kali lipat dari total dividen tahun buku 2021 yang sebesar Rp2,72 triliun. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan Rp392,78, dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp146.
Dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah yang sebesar 60%, maka perseroan akan menyetorkan dividen senilai Rp4,39 triliun ke rekening Kas Umum Negara.
Sementara itu, atas kepemilikan 40% saham publik senilai Rp2,92 triliun akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya masing-masing. Sedangkan sebesar 60% dari Laba Bersih Perseroan atau senilai Rp10,98 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI ke depan.
Perseroan tetap optimis dapat membukukan pertumbuhan kinerja positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan di 2023.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 40% di tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang terus membaik dengan capaian laba Rp18,3 triliun di 2022.
Perseroan juga mampu mengelola rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 19,3% di Desember 2022, sehingga kami memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar. Dengan meningkatnya nilai dividen per lembar saham tahun ini menjadi Rp392,78, diharapkan dapat memberikan dividen yield yang optimal kepada share holder.
4. BTN (BBTN)
Bank BTN pada Maret 2023 memutuskan pembagian dividen Rp609 miliar atau 20% dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp3,04 triliun.
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, mayoritas pemegang saham telah menyetujui pembahasan agenda RUPST Perseroan Tahun Buku 2022. Untuk penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2022 yang sebesar Rp3,04 triliun, pemegang saham menyetujui sebesar Rp609 miliar atau 20% dari laba bersih perseroan tahun buku 2022 dibagikan sebagai dividen.
Dengan jumlah tersebut setiap pemegang saham akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp43,394 per lembar saham.
“RUPST Bank BTN memutuskan penggunaan laba bersih tahun buku 2022 akan dipergunakan sebesar 20% dibagikan sebagai dividen dan sebesar 80% ditetapkan sebagai laba ditahan,” ujar Nixon
5. Bank Mega (MEGA)
PT Bank Mega Tbk (MEGA) membukukan laba bersih sebesar Rp4,05 triliun atau meningkat 1,11% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,01 triliun.
Dengan pencapaian tersebut, Bank Mega membagikan dividen tunai sebesar Rp2,8 triliun berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Paparan Kinerja Bank Mega pada Jumat (24/2/2023) lalu.
Rincian penetapan penggunaan laba bersih untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2022, sebesar Rp4,05 triliun adalah dana cadangan sebesar Rp77,66 juta, dividen tunai sebesar Rp2,83 triliun, dan sisanya dibukukan sebagai saldo laba sebesar Rp1,21 triliun.
Perolehan laba bersih Bank Mega dikontribusikan melalui kenaikan Net Interest Income sebesar 21,24% menjadi Rp5,87 triliun dari posisi yang sama periode sebelumnya sebesar Rp4,84 triliun.
6. Bank Danamon (BDMN)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) memutuskan bagi dividen tunai senilai Rp1,15 triliun. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 31 Maret 2023.
Sesuai keterbukaan informasi BEI, Rabu (5/4/2023), perseroan akan menebar dividen Rp118,26 per saham, kepada 9,77 miliar saham yang beredar (komposisi shareholders per 28 Februari 2023). Adapun dana dividen berasal dari laba bersih BDMN pada tahun buku 2022 sebesar Rp3,30 triliun, dengan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya mencapai Rp32,52 triliun.
Hingga akhir Februari, publik menggenggam 7,53% saham BDMN, sedangkan mayoritas dipegang oleh MUFG Bank Ltd mencapai 92,47%. Investor yang berhak atas dividen BDMN merupakan pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 11 April 2023.
7. Bank BCA (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari Kamis (16/3/2023) lalu. Dalam RUPST ini memutuskan penggunaan laba bersih perseroan untuk pembagian dividen tunai sebesar Rp205 per saham, meningkat 41,4% dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2021.
Pembagian tersebut berdasarkan laba bersih perseroan selama tahun buku 2022 yang sebesar Rp40,7 triliun. Dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp35 per saham yang telah dibayarkan oleh BCA kepada para pemegang saham pada tanggal 20 Desember 2022.
Sehingga sisa yang akan dibayarkan Perseroan pada tanggal yang akan ditetapkan oleh Direksi Perseroan adalah sebesar Rp170 per saham. BCA akan membagikan dividen interim tunai senilai Rp42,5 per saham. Mengacu jumlah saham beredar efektif akhir Oktober 2023, maka total dividen BBCA mencapai Rp5,23 triliun.
Keputusan direksi dan dewan komisaris BBCA telah diteken pada Selasa (21/11), sebagaimana tercantum dalam unggahan manajemen, dikutip Kamis (23/11/2023). Adapun dana dividen interim berasal dari laba bersih BBCA hingga kuartal III-2023 yang mencapai Rp36,4 triliun. Angka itu tumbuh 25,8 persen year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Earnings per share (EPS) BBCA akhir September 2023 mencapai Rp295 per saham, dari periode sama tahun lalu sebesar Rp235 per saham. Posisi kas BBCA juga terlihat sangat kuat. Perseroan memiliki saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya mencapai Rp213,18 triliun, meningkat signifikan secara tahunan. Ekuitas BBCA juga terhitung tumbuh di angka Rp235,93 triliun.
Investor yang berhak atas dividen BBCA merupakan pemegang saham yang namanya tercatat paling lambat pada 1 Desember 2023 di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi. Sedangkan tanggal terakhir pencatatan di Pasar Tunai berlangsung pada 5 Desember 2023.
Berikut jadwal pembagian dividen interim BBCA:
A. Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi
- Cum Dividen: 1 Desember 2023
- Ex Dividen: 4 Desember 2023
B. Pasar Tunai
- Cum Dividen: 5 Desember 2023
- Ex Dividen: 6 Desember 2023
C. Recording Date: 5 Desember 2023
D. Pembayaran Dividen: 20 Desember 2023
8. Bank CIMB Niaga (BNGA)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menebar dividen sebesar Rp2,87 triliun. Hal itu sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar April 2023 lalu.
Total dividen yang dibagikan setara 60% dari laba bersih CIMB Niaga (bank only) tahun buku 2022 yakni sebesar Rp4,78 triliun. Sementara itu sisa laba bersih akan dibukukan sebagai laba ditahan. Dikutip dari keterbukaan informasi, pemegang saham akan menerima dividen Rp115,16 per saham
9. Bank Maybank (BNII)
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) membagikan dividen tunai kepada pemegang sahamnya. Pembagian dividen ini mengacu pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diselenggarakan pada 31 Maret 2023
Perseroan membagikan dividen tunai tahun buku 2022 sebesar Rp 588,43 miliar atau setara 40% dari laba bersih Maybank Indonesia tahun buku 2022. Setiap pemegang satu saham SDRA akan mendapat Rp 7,72.
Dividen tunai dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (recording date) pada tanggal 13 April 2023 dan/atau pemilik saham BNII pada sub rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada penutupan perdagangan tanggaI 13 April 2023.
10. Bank BSI (BRIS)
PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) masih berkomitmen membagikan dividen untuk tahun buku 2023. Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan peraturan yang berlaku pada saat RUPS tahunan
SebelumnyaBSI (BRIS) memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp426,02 miliar untuk tahun buku 2022. Dividen per saham ditetapkan Rp9,24. Nilai dividen tunai sebesar 10% dari laba bersih perseroan pada 2022. Sementara 20% laba bersih disisihkan sebagai cadangan wajib perseroan dan 70% akan dialokasikan sebagai laba ditahan.
Sepanjang 2022 yang merupakan tahun kedua BSI beroperasi, perseroan membukukan laba bersih mencapai Rp4,26 triliun atau tumbuh 40,68% secara year on year (yoy). Realisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 12% (yoy) menjadi Rp261,49 triliun. Sedangkan realisasi penyaluran pembiayaan tumbuh 21% (yoy) menjadi Rp208 triliun.
Penurunan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) gross BSI pada 2022 berada di level 2,42%, turun dari 2,93% pada tahun sebelumnya. NPF nett juga susut menjadi 0,57%. Sedangkan pencadangan yang digambarkan melalui NPF Coverage naik dari 148,87% menjadi 183,12%
(SAN)