Pertumbuhan kredit yang agresif, rasio NPL di level rendah, dan struktur biaya dana yang membaik berdampak positif pada perolehan laba bersih sebelum pajak (net profit beforetax/NPBT) sebesar Rp9 miliar. Sementara itu laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) sebesar Rp86 miliar.
“Pencapaian laba pada 2021 merupakan permulaan dari bisnis Bank Jago. Dengan pondasiyang telah kami bangun dalam dua tahun ini, kami percaya pertumbuhan ke depan akan semakin solid dan cepat,” ujar Kharim.
Hingga akhir 2021 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp12,31 triliun, tumbuh 465% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 170%, yang mencerminkan modal yang kuat untuk mendukung ekspansi tahun-tahun mendatang. (TIA)