Sebanyak 65% atau Rp7,9 triliun DPK berasal dari current account and savings account (CASA). Sedangkan 34,7% atau Rp4,2 triliun merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito. “Jumlah pinjaman pada akhir 2023 mencapai Rp13 triliun atau melesat 38% dari akhir 2022 senilai Rp9,4 triliun,” ujar dia.
Bank Jago juga mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross menjadi 0,8% pada 2023.
Lompatan kredit berimbas terhadap peningkatan pendapatan bunga bersih perseroan menjadi Rp 1,6 triliun sepanjang 2023. Sedangkan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) naik 355% menjadi Rp72 miliar.
Terakhir, Bank Jago (ARTO) juga menorehkan total aset menjadi Rp21,3 triliun atau tumbuh 26% dari tahun sebelumnya sebesar Rp17 triliun.
“Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mencapai 62%, yang menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan,” pungkas Arief. (*)