Kendati demikian, Sunarso juga mengatakan, untuk kuartal I-2024, pihaknya meyakini likuiditas masih memiliki tantangan, terutama dengan suku bunga acuan yang berada di level 6%.
Maka dari itu, dia berharap pada semester II-2024, suku bunga acuan bisa turun atau normal kembali.
“Oleh karena itu, BRI terus membuka ruang untuk penyesuaian suku bunga, baik pinjaman maupun simpanan. Tentunya mempertimbangkan banyak faktor seperti biaya dana, persaingan, serta kondisi perekonomian,” paparnya.
Meskipun terdapat tantangan berupa ketatnya likuiditas, BRI tetap menargetkan pertumbuhan kredit yang agresif di tahun 2024. “Kalau sekarang BRI tumbuh kreditnya 11,2%, kemudian BRI ingin tetap tumbuh agresif di 2024 yakni 11-12%,” ujarnya.
Sunarso mengungkapkan, strategi BRI akan tetap fokus di segmen UMKM, khususnya segmen ultra mikro. Oleh karena itu, Holding Ultra Mikro (UMi) akan tetap dijadikan sebagai sumber pertumbuhan baru.
(YNA)