Angka inflasi yang terus menurun diakibatkan oleh kombinasi dari permasalahan structural, yaitu lemahnya permintaan agregat domestik, efek high-base, dan faktor musiman.
Selain itu, pertimbangan lain adalah pasar modal di berbagai negara berkembang berada di bawah tekanan dalam dua bulan terakhir di tengah kekhawatiran atas potensi kenaikan tarif terhadap barang impor ke AS di bawah pemerintahan Donald Trump.
"Akibatnya, Indonesia mengalami arus modal keluar sekitar USD0,75 miliar sejak pertengahan November dan Rupiah terdepresiasi sebesar 1,39 persen (mtm) dari Rp15.770 per USD menjadi Rp15.990 per USD dalam 30 hari terakhir," tutur Riefky.