Adapun, kasus yang menimpa Silicon Valley Bank merupakan kegagalan terbesar Bank Amerika Serikat setelah krisis 2008. Kala itu, Washington Mutual Bank juga bangkrut.
"Mudah-mudahan skalanya tidak sebesar tahun 2008 kemarin jadi ini juga menjadi alarm bagi kita bahwa yang ajaib-ajaib ini akhirnya burst juga, juga salah satu akibat overpriced daripada atau over aset yang lebih tinggi daripada digital ada dua bank yaitu bagian memfasilitasi kegiatan-kegiatan startup atau digital," jelas Airlangga.
Di sisi lain, pemerintah melihat kondisi ekonomi Indonesia dibandingkan dengan yang lain, termasuk potensi resesi yang hanya sekitar 3%. Artinya, lanjut Airlangga, berdasarkan berbagai data bahwa 97% resesi tidak mampir ke Indonesia.
"Oleh karena itu optimisme menjadi penting demikian pula dari berbagai indeks, termasuk indeks keyakinan konsumen," pungkasnya.
(FRI)