"Komite sepakat bahwa indeks harga bulanan menunjukkan penurunan berkelanjutan inflasi konsumen," kata RBNZ.
Produk domestik bruto turun 0,2 persen pada kuartal II-2024. Hal tersebut membuat Selandia Baru terancam mengalami resesi yang kedua dalam sekitar setahun.
“Pertumbuhan ekonomi lemah, sebagian karena pertumbuhan produktivitas yang rendah, tetapi sebagian besar karena belanja konsumen dan investasi bisnis yang lemah,” kata RBNZ.
“Sejumlah indikator menunjukkan pertumbuhan ekonomi akan terus melambat dalam waktu dekat," kata bank sentral itu.
Banyak bank sentral telah mulai memangkas suku bung. Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat memulai siklus pelonggarannya bulan lalu dengan pengurangan sebanyak 50 bais poin. (Wahyu Dwi Anggoro)