IDXChannel – Mungkin banyak yang belum mengetahui bagaimana sejarah berdirinya bank BCA yang dimulai sejak 1950.
Bank Central Asia atau BCA menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia dengan memiliki jutaan nasabah, baik perorangan maupun perusahaan. Pada awal pendiriannya, BCA merupakan bagian dari Salim Group dan didirikan oleh Sudono Salim.
Sejarah Berdirinya Bank BCA
Banyak yang mengetahui bahwa saat ini kepemilikan saham dari BCA dipegang oleh dua konglomerat Indonesia terkaya, yaitu Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Untuk mengetahui sejarah berdirinya bank BCA, mari kita tarik mundur ke masa awal pendirian BCA pada 1950-an.
Sejarah BCA dimulai dengan pendirian NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory pada 1955. Setelah beroperasi selama dua tahun, perusahaan tersebut berganti nama menjadi NV Bank Central Asia dan mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 di Jakarta.
Pada 2 September 1975, nama perusahaan tersebut secara resmi berganti menjadi PT Bank Central Asia. Berselang dua tahun, BCA lalu melakukan merger dengan dua bank lainnya dan menjadikan BCA sebagai sebuah bank devisa. Status bank devisa yang didapatkan tersebut menjadi modal untuk melakukan pengajuan kepada Bank Indonesia untuk mendapatkan izin dalam mengeluarkan sebuah kartu kredit BCA yang berlaku secara internasional.
Berbagai produk layanan perbankan dikembangkan oleh BCA. Selain itu, BCA juga mengembangkan sebuah sistem teknologi informasi yang diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia.
Pengembangan teknologi tersebut berupa Anjungan Tunai Mandiri (ATM). BCA lalu melakukan kerja sama dengan PT Telkom Indonesia untuk keperluan pembayaran tagihan telepon melalui mesin ATM.
Krisis moneter pun melanda Indonesia pada 1998 dan menghantam kestabilan BCA. Saat itu, para nasabah BCA melakukan penarikan besar-besaran atau bank rush karena dianggap tidak bisa beroperasi kedepannya.
Hal tersebut memaksa BCA untuk masuk ke dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi melalui BPPN atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Program tersebut membuat 92,8% saham BCA dikuasai oleh Pemerintah. Namun, di awal 2000, nilai kepemilikan saham tersebut berkurang menjadi 70,3%.
Hal tersebut terjadi karena BPPN melakukan divestasi sebesar 22,5% dari keseluruhan saham BCA lewat IPO atau Initial Public Offering. Pada 2005, nilai kepemilikan saham BCA oleh Pemerintah turun drastis menjadi 5,02%.
Proses rekapitulasi BCA terjadi pada awal 2000 dan membuat BCA mengembangkan berbagai sistem bisnis yang baru. Pada 2007, BCA sukses meluncurkan sebuah kartu prabayar Flazz dan mulai mendigitalisasi bisnisnya dengan membuat layanan mobile banking, debit, internet banking, dan lainnya.
Untuk saat ini, BCA telah memiliki beberapa anak perusahaan yang mencakup berbagai sektor bisnis dan menjadi bank swasta terbesar di Indonesia.
Itulah beberapa kisah mengenai sejarah bank BCA dari awal pendiriannya hingga sekarang.