Kabar positifnya lainnya, pertumbuhan DPK dari BSI tersebut didorong dari instrumen dana murah (current account saving account/CASA). Alhasil, nominal CASA perseroan naik 21,83 persen menjadi Rp188,33 triliun.
Hal tersebut membuat rasio CASA menguat 332 basis points (bps) menjadi 62,96 persen pada Juli 2024, dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 59,64 persen.
Jika dirinci, pendorongnya adalah giro yang tumbuh 14,58 persen menjadi Rp59,18 triliun. Begitu juga tabungan yang naik 14,58 persen menjadi Rp129,14 triliun. Di sisi lain, instrumen deposito hanya naik 5,90 persen menjadi Rp110,79 triliun.
Peningkatan kinerja ini juga disertai dengan perbaikan dalam beberapa rasio keuangan, termasuk kualitas pembiayaan. Rasio Non-Performing Financing (NPF) gross BSI turun dari 2,31 persen menjadi 1,99 persen.
Hingga Juli 2024, BSI mencatat total aset mencapai Rp358,03 triliun atau tumbuh 14,08 persen sejalan dengan kinerja pembiayaan.
Begitu juga laju liabilitas yang naik 13,87 persen menjadi Rp315,91 triliun, yang utamanya didongkrak penghimpunan dana. Sementara ekuitas tumbuh 15,68 persen menjadi Rp42,11 triliun.
(DESI ANGRIANI)