Akibat tindakan itu, GE harus menggelontorkan dana sebanyak USD886 juta pada 2020 lalu, atau USD2,6 miliar selama tiga tahun. Namun angka ini diperkirakan akan bertambah mengingat kondisi keuangan perusahaan belum membaik.
"Kami masih memonitor keadaan ekonomi dan akan melakukan tindakan restrukturisasi untuk menyesuaikan struktur biaya demi mendapatkan hasil lebih baik," demikian bunyi pernyataan GE menanggapi laporan 10-K dari Komisi Sekuritas dan Bursa.
Jumlah pekerja GE pernah mencapai puncaknya di 1999, kala itu perusahaan mempekerjakan 340 ribu orang yang tersebar di seluruh dunia. Dari angka itu, 57,9% atau sekitar 197 ribu karyawan berada di AS.
Sementara itu, dalam perdagangan Jumat (12/02/2021) kemarin, saham GE mengalami kenaikan 1,6%. Kenaikan ini cukup melegakan dan secara akumulasi telah menanjak hingga 7,8% pada kuartal pertama 2021.
Saham GE pernah berada di posisi terburuk, dengan menyentuh angka USD5,49 pada 15 Mei 2020 lalu. Sebuah pencapaian terburuk sejak Desember 1991. (TYO)