Selain itu, Anda juga akan kesulitan menabung untuk kebutuhan lain. Bahkan, bukan tidak mungkin gaji bulanan hanya diterima ‘sekadar lewat’, karena sebagian besar dialokasikan untuk membayar cicilan.
Oleh karena itu, gaya hidup konsumtif mesti diubah segara agar tidak kian parah dampaknya. Bagaimana cara mengatasi gaya hidup konsumtif? Mengutip Prudential dan Manulife (8/3), berikut tips yang dapat Anda ikuti:
- Belajarlah membedakan mana kebutuhan, dan mana keinginan
- Pahami emosi diri sendiri agar Anda dapat mengelola emosi ketika menggebu-gebu menginginkan sesuatu secara irasional
- Beri jarak waktu tujuh hari atau dua minggu ketika ingin membeli sesuatu, bisa saja pada hari ke-14 Anda tak lagi merasa ingin memiliki barang itu
- Belajar memprioritaskan kebutuhan, buat susunan kebutuhan utama yang mesti didahulukan
- Belajar membuat budgeting pengeluaran dan pemasukan per bulan dengan rinci agar jelas terlihat ke mana uang Anda pergi
- Membatasi waktu online di media sosial dan e-commerce
- Membatasi penggunaan kartu kredit dan paylater
- Mengurangi kegiatan sosial yang konsumtif (membutuhkan dana = nongkrong, dll)
- Membuka rekening untuk penyimpanan dana, pisahkan rekening transaksi dan tabungan
- Belajar menahan diri ketika melihat tren baru
- Alihkan dana ke instrumen investasi (emas, saham, reksa dana)
Mengubah gaya hidup konsumtif sebenarnya adalah upaya psikologis yang membutuhkan komitmen dan konsistensi, sehingga individu mesti benar-benar berperang melawan hasrat dirinya sendiri.
Tips di atas dapat digunakan untuk memulai dan menyusun rencana untuk melepaskan diri dari jeratan gaya hidup konsumtif.
Itulah sekilas informasi tentang cara mengatasi gaya hidup konsumtif yang menarik untuk diketahui. (NKK)