Menurut Peneliti Oxford Fikayo Akeredolu, China memberikan suku bunga yang rendah dibanding kreditur-kreditur lain yang memberikan pinjaman kepada Afrika. Jika kreditur lain membebankan bunga 5%, maka China hanya membebankan 2,7% saja.
“Negara-negara Afrika tengah berusaha mengajak kreditur berdiskusi untuk meringankan beban utang dari segi suku bunga. Namun seringkali kreditur tidak mau memberikan restrukturasi,” katanya.
Negara Afrika yang Terlilit Utang China
Hingga akhir 2021, berikut ini adalah negara-negara di Afrika yang terjebak utang dengan persentase 75% dari GDP, yang artinya, negara-negara ini tak memiliki kemampuan untuk membayarkan utang dengan baik, alias memiliki risiko krisis yang tinggi.
- Angola
- Djibouti
- Mozambique
- Rwanda
- Sudan
- Tunisia
- Zambia
- Cabo Verde
- Mauritius
- Seychelles
Dilansir dari Business Insider (29/5), berikut ini adalah negara-negara Afrika dengan utang terbesar ke China:
- Angola USD42,61 miliar
- Ethiopia USD13,72 miliar
- Zambia USD9,84 miliar
- Kenya USD9,17 miliar
- Nigeria USD6,73 miliar
- Cameroon USD6,20 miliar
- Sudan USD6,16 miliar
- Republik Kongo USD5,39 miliar
- Ghana USD5,30 miliar
- Cote d’Ivoire USD3,72 miliar
Dua belas persen utang swasta dan utang luar negeri negara-negara Afrika berasal dari China, dan jumlah itu melonjak lima kali lipat sejak 20 tahun terakhir. China adalah salah satu kreditur terbesar bagi banyak negara-nefara di Afrika.