Saat ini Bulog menyimpan sisa beras impor sebanyak 300.000 ton. 106.000 ton di antaranya mengalami penurunan mutu. Sebagian sisa beras eks impor masih tercatat aman.
Buwas menyebut, sisa beras tersebut harusnya sudah turun mutu, karena secara alamiah mutu beras akan mulai menurun sejak 3-4 bulan usai disupply. Hanya saja, perawatan insentif yang dilakukan Bulog sehingga sebagian sisa eks impor masih dapat digunakan.
"Kenapa masih bisa bertahan? Karena Bulog merawatnya dengan baik, jadi dengan perawatan Bulog yang kontinyu, sehingga ini masih bertahan, hanya memang tidak seperti pada saat beras itu tiba di Indonesia. Itu yang perlu kita sampaiakn," kata dia.
Sebelumnya, Buwas mengutarakan bahwa sisa beras CBP menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Bulog. Padahal, perkara itu bukan bagian dari tanggung jawab perusahaan pelat merah tersebut.
Bulog mencatat, ada sejumlah masalah yang dikaitkan dengan peran dan tugasnya sebagai lembaga pemerintah di sektor pangan itu. Selain sisa beras impor, perkara pengering gabah (dryer) di kalangan petani pun dikaitkan dengan Bulog.