"Ini namanya memberdayakan aset tanpa kehilangan aset, bahkan asetnya membesar berkali-kalu lipat," katanya.
GMR Airports Consortium sendiri tercatat sebagai mitra strategis AP II untuk bersama-sama mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu. GMR Airports Consortium dipilih menjadi mitra strategis setelah melalui serangkaian proses tender secara profesional dan transparan.
Adapun Kerja sama dalam skema Build Operate Transfer dengan jangka waktu 25 tahun. Setelah kontrak kerja berakhir, maka seluruh aset tetap dikembalikan kepada AP II.
"Aset hasil pengembangan sistemnya BOT. Setelah 25 tahun, aset tersebut akan dikembalikan ke AP II. Jadi aset tersebut tetap milik AP II bukan dijual asetnya, jadi keliru kalau mengatakan terjadi penjualan aset," ungkapnya.
Adapun komposisi saham Bandara Internasional Kualanamu terbagi atas 51 % milik Angkasa Pura Aviasi dan 49 % dimiliki GMR. Arya mencatat, kerja sama kedua entitas pun masih menguntungkan bagi negara. (TIA)