PT Industri Sandang Nusantara (Persero)
Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di industri tekstil. Perusahaan ini mengelola sejumlah pabrik yang berlokasi di Bandung, Cilacap, Malang, Makassar, Semarang, Pasuruan, dan Tegal.
Industri Sandang Nusantara adalah salah satu perusahaan negara yang dibubarkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir lantaran terus menerus mencetak rugi, alih-alih menuai cuan. Pada 2018, perusahaan ini dibubarkan oleh pemerintah.
PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
Perusahaan yang kerap disingkat menjadi PT KKA ini adalah produsen kertas pembungkus semen. PT KKA mengelola pabrik dengan kapasitas 135.000 ton/tahun di Lhokseumawe, Aceh Utara.
Akan tetapi, perusahaan ini rupanya sulit memperoleh bahan baku. Hingga akhirnya pada 2007, perusahaan ini berhenti beroperasi secara resmi. Sebagai tambahan informasi, Presiden Joko Widodo pernah bekerja di PT KKA sebelum ia menjabat sebagai pejabat.
PT Istaka Karya (Persero)
Perusahaan ini adalah BUMN yang bergerak di industri konstruksi. Istaka Karya adalah perusahaan yang dibentuk dengan pembentukan konsorsium bernama PT Indonesian Consortium of Construction Industries.
Pemerintah membeli keseluruhan saham perusahaan ini pada 1983 dan mengubah namanya menjadi PT Istaka Karya. Pada 2021, perusahaan ini mencatatkan total kewajiban senilai Rp1,08 triliun dan ekuitas perusahaan tercatat minus Rp570 miliar.
Sedangkan total aset Istaka Karya saat itu hanyalah Rp514 miliar. Maka pada 15 Juli 2022, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan bahwa Istaka Karya pailit.
PT Industri Gelas (Persero)
Perusahaan yang juga dikenal dengan nama Iglas ini adalah produsen kemasan berbahan kaca dan didirikan pada 29 Oktober 1956. Sebelumnya, nama perusahaan ini adalah NV Nederlands Indische Glasfabrieken, namun dinasionalisasi pada 1960.
Aktivitas peleburan pertama kali dilakukana pada 1959. Salah satu klien utama Iglas dulunya adalah Coca-Cola, namun produsen minuman soda kemasan itu mengganti kemasannya dengan plastik.
Iglas berhenti beroperasi pada 2015 lantaran sepi orderan dari tahun ke tahun. Kondisi keuangan perusahaan juga memburuk karena kasus korupsi yang melibatkan mantan direktur utamanya, yakni Daniel Sunarya.
Demikianlah sederet Badan Usaha Milik Negara yang merugi dan dinyatakan bangkrut, sehingga dibubarkan operasinya oleh pemerintah. (NKK)