Lebih lanjut Dony mengatakan, program prioritas lainnya yang akan dicapai pada 2022, yakni indeks pembangunan manusia (IPM), angka kemiskinan, laju pertumbuhan ekonomi, gini ratio, dan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita yang semuanya harus dilakukan secara lebih progresif.
Berdasarkan analisa indikator makro, kata Dony, peringkat capaian IPM Sumedang berada di posisi ke-12 dari 27 kabupaten/kota se-Jabar. Namun demikian, pertumbuhannya baru 0,22 persen. Hal ini disebabkan antara lain oleh masih rendahnya peningkatan indeks pendidikan (RLS dan HLS).
"Kemudian, tingkat pertumbuhan kemiskinan di Sumedang 4,4 persen atau lebih rendah dari Provinsi Jabar yang mencapai 6,6 persen. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2021 di Jabar sekitar 4,2 juta jiwa yang tersebar di 27 kabupaten/kota dan jika dirata-ratakan sekitar 155.000 jiwa," terangnya.
Meskipun tingkat kemiskinan di Kabupaten Sumedang mencapai 10,71 persen atau berada di atas Jabar yang mencapai 8,40 persen, namun dari jumlah penduduk miskin tidak melebihi rata-rata Jabar.
"Khusus mengenai pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita, Kabupaten Sumedang termasuk yang mengalami kontraksi, namun tidak sedalam Provinsi Jabar dan relatif lebih baik dari kabupaten/kota lain yang terdampak cukup parah akibat pandemi COVID-19," sebut Dony.