sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ada Ancaman Resesi, Pengamat: Pemerintah Perlu Cari Substitusi Penerimaan Komoditas

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
30/09/2022 15:10 WIB
Tingginya angka inflasi global akan mendorong banyak negara berada di pinggir jurang resesi.
Tingginya angka inflasi global akan mendorong banyak negara berada di pinggir jurang resesi.
Tingginya angka inflasi global akan mendorong banyak negara berada di pinggir jurang resesi.

IDXChannel - Tingginya angka inflasi global akan mendorong banyak negara berada di pinggir jurang resesi. Pada jangka panjang, inflasi akan melemahkan daya beli masyarakat sebab harga barang dan jasa punya harga yang lebih mahal sehingga timbul resesi.

Wakil Direktur INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), Eko Listiyanto mengatakan dampak resesi global bakal mempengaruhi pendapatan Indonesia, terutama di sektor komoditas yang menjadi tulang punggung pendapatan ekonomi nasional.

"Ini yang menjadi tantangan, karena sudah ada wanti-wanti dari Lembaga internasional, sejumlah negara juga menunjukkan kinerjanya yang menujrun, otomatis akan menurunkan permintaan terhadap komoditas," ujar Eko dalam Market Review IDXChannel, Jumat (30/9/2022).

Resesi global yang menggerus konsumsi masyarakat di dunia dan tentu akan mempengaruhi dari sisi permintaan. Sebagai contoh, harga komoditas batu bara, yang mana menjadi pendapatan terbesar Indonesia, pada perdagangan Rabu (29/9/), harga batu bara di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 409,25 per ton. 

Harganya tersebut anjlok 2,5% dibandingkan hari sebelumnya, bahkan dalam sepekan harganya sudah menyusut 2,7% secara point to point. Melandainya harga batu bara disebabkan oleh anjloknya harga gas Eropa serta masih lesunya perekonomian China.

"Dalam kondisi seperti itu (harga komoditas yang menyusut), artinya aspek penerimaan yang melonjak cukup tinggi mungkin tidak terjadi di tahun 2023, disana pemerintah harus berfikir keras penerimaan dari mana, ketika komoditas tidak lagi menjadi 'vaksin' tambahan untuk APBN" kata Eko.

Menurutnya ketika resesi telah terjadi di level global, maka yang akan menjadi tumpuan pendapatan negara adalah faktor domestik. Sehingga pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat agar tidak tergerus.

"Terutama dari sisi daya beli masyarakat, agar dia tidak mengurangi konsumsinya, sehingga pemerintah masih mendapatkan PPN kalau daya beli masyarakat terjaga," kata Eko.

Salah satu upaya untuk menjaga daya beli masyarakat adalah dengan mengatur kebijakan fiskal. Sebab ketika daya beli masyarakat ini terjaga dengan baik maka ada industri yang terus berjalan karena masih ada permintaan 

"Tapi kemungkinan kita tidak mencapai resesi, tetapi memang untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tahun depan itu sepertinya agak sulit," pungkasnya.

(NDA) 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement