IDXChannel - Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan kawasan berkembang Asia dan Pasifik.
Menurut Asian Development Outlook (ADO) September 2025 yang dirilis pada Selasa (30/9/2025), perekonomian di kawasan ini diproyeksikan tumbuh 4,8 persen tahun ini dan 4,5 persen tahun depan.
Angkanya turun dibandingkan dengan proyeksi pada April lalu, yaitu masing-masing 4,9 persen dan 4,7 persen.
Tarif lebih tinggi yang dikenakan Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ketidakpastian perdagangan diperkirakan akan membebani pertumbuhan di kawasan ini. Inflasi diproyeksikan masih terus melandai ke 1,7 persen tahun ini di tengah penurunan harga pangan dan energi, sebelum naik lagi menjadi 2,1 persen tahun depan seiring normalisasi harga pangan.
“Tarif Amerika Serikat berada pada tingkat yang tinggi secara historis dan ketidakpastian perdagangan global masih sangat tinggi,” ujar Kepala Ekonom ADB Albert Park dalam keterangannya.
“Pertumbuhan di kawasan berkembang Asia dan Pasifik masih tangguh tahun ini berkat kuatnya ekspor dan permintaan domestik, tetapi memburuknya lingkungan eksternal telah berdampak terhadap proyeksi ke depan," ujarnya.
Risiko utama terhadap proyeksi di kawasan Asia yang sedang berkembang dan Pasifik termasuk berlanjutnya ketidakpastian di seputar kebijakan dagang AS, terutama yang berkaitan dengan peluang tarif sektoral terhadap semikonduktor dan farmasi, dan juga negosiasi perdagangan Amerika Serikat-China yang belum selesai.
Ketegangan geopolitik yang masih terjadi, potensi makin memburuknya pasar properti China dan kemungkinan volatilitas pasar keuangan juga dapat berdampak terhadap proyeksi kawasan ini. (Wahyu Dwi Anggoro)