“Kalau fintech pendanaan yang legal, terdaftar, dan berizin OJK saja meminta Anda untuk disiplin mengembalikan dana sesuai peraturan, bagaimana dengan pinjol ilegal yang mereka beroperasi seenak mereka sendiri?” tulis AFPI dikutip, Minggu (3/12/2023).
AFPI memandang fintech pendanaan ilegal hanya mengejar keuntungan saja. Ketidakmampuan nasabah untuk membayar tepat waktu justru menjadi peluang bagi mereka untuk mengeruk keuntungan lebih dengan memanfaatkan kondisi nasabah yang lemah.
Pinjol ilegal sering kali akan melakukan tindakan kasar, ancaman, dan tidak mematuhi hukum yang ada. Padahal, banyak aturan yang harus dipenuhi oleh agen penagihan. Salah satunya, tidak boleh mengancam ataupun menggunakan kekerasan.
Sebaliknya, operasional pinjol legal dipantau Otoritas Jasa Keuangan dan AFPI. Tenaga penagih memiliki sertifikasi yang dikeluarkan AFPI sehingga penagihan pun dapat dilakukan dengan aman dan mudah di monitor.
Jika terjadi pelanggaran, OJK ataupun AFPI akan segera mengambil tindakan berupa sanksi.