Afrika Selatan Sebut Belum Ada Sinyal Varian Omicron yang Lebih Parah

IDXChannel – Ilmuwan Afrika Selatan menyebut, belum ada tanda-tanda bahwa varian Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Hal tersebut menyusul rencana untuk mengkampanyekan program booster vaksin di tengah tingginya gelombang Covid-19 yang dihadapi saat ini.
Dilansir dari Channel News Asia (CNA), Sabtu (11/12/2021), berdasarkan data rumah sakit menunjukkan bahwa penerimaan pasien Covid-19 meningkat lebih tajam di sembilan provinsi Afrika Selatan. Akan tetapi, sejauh ini belum ada tanda-tanda penyakit parah pada pasien rawat inap.
Meskipun para ilmuwan mengatakan masih membutuhkan waktu untuk meneliti lebih lanjut tentang varian Omicron. Namun, Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Joe Phaahla mengatakan masih tetap mewaspadai terhadap kemungkinan gejala lain yang ditimbulkan oleh virus Omicron.
"Data awal memang menunjukkan bahwa sementara ada peningkatan tingkat rawat inap, tapi sepertinya kita harus tetap mewaspadai terhadap kemungkinan gejala lain yang ditimbulkan akibat virus Omicron ini," kata Joe Phaahla.
Berdasarkan data, Afrika Selatan melaporkan lebih dari 22 ribu kasus Covid-19 baru selama gelombang keempat infeksi saat ini yang diduga dipicu oleh Omicron. Namun jumlah tersebut masih terbilang cukup rendah jika dibandingkan pada varian Delta yang mencapai 26 ribu kasus.
Oleh sebab itu, Wakil Direktur Jenderal Departemen Kesehatan Nicholas Crisp telah mengizinkan untuk pemberian booster vaksin Pfizer-BioNTech guna melindungi sistem kekebalan tubuh lebih optimal.
Dia mengatakan bahwa vaksin Booster Pfizer-BioNTech akan diberikan untuk orang dewasa setelah mereka menerima dosis kedua dan tentunya memenuhi persyaratan. Sedangkan vaksin booster Johnson & Johnson akan diberikan kepada para petugas kesehatan.
"Kami melihat bahwa vaksin ini mempertahankan efektivitasnya. Mungkin sedikit berkurang, tetapi kami melihat efektivitas untuk perawatan di rumah sakit dan itu sangat menggembirakan," pungkasnya.
(SANDY)