IDXChannel - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kian pesat dan turut memengaruhi industri, termasuk jurnalistik.
Pada era digital seperti saat ini, kehadiran AI generatif mampu memproduksi konten secara cepat hingga membuat ringkasan berita. Hal ini menjadi tantangan bagi industri media.
"Apa yang kita cermati dulu sebagai sebuah science fiction sekarang menjadi science fact. Dulu fiksi ilmiah, sekarang menjadi fakta ilmiah. Penggunaan AI masuk dan meresap hampir ke seluruh sektor masyarakat," ujar Nezar dalam workshop bertema Ruang Redaksi: Transformasi Jurnalisme, Kolaborasi, dan Keberlanjutan di Artotel Mangkuluhur, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (25/9/2025).
Nezar mengatakan AI memiliki tenaga disruptif yang luar biasa sehingga media perlu memiliki strategi dan model bisnis yang tepat untuk tetap bisa eksis di tengah kehadiran kecerdasan buatan yang masif.
New York Times, menurut Nezar, menjadi media yang mampu mengantisipasi disrupsi AI. Berdiri sejak 1851, media yang berbasis di New York City itu masih menjadi salah satu surat kabar paling berpengaruh dan bergengsi di dunia.
Hal tersebut, menurut Nezar karena New York Times memiliki nilai jual yang tinggi dengan konten-konten yang berkualitas.
"Mulai dari 2012 New York Times berubah menjadi Tech Company, bukan lagi News Company. Mereka melawan platform media sosial, Google, dan lain sebagainya. Makanya kita kalau cari New York Times di Google, kita cuma dapat ringkasan berita kecil saja, selanjutnya kalau Anda mau baca harus berlangganan," ujar Nezar.