IDXChannel - Dalam acara pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar praktisi teknologi, Ainun Najib dibawa pulang dari Singapura ke Indonesia. Berita tersebut pun terdengar hingga ke telinga bos Ainun.
Hal itu dikatakan oleh Ainun dalam akun Twitternya @ainunnajib. Ainun menyampaikan bos yang berasal dari India itupun mengetahui kabar viral tersebut.
"Yeah bos saya (asal India) di kantor akhirnya tahu juga situasi viral beberapa hari ini," kata Ainun dalam akun Twitternya, Jumat,(04/2/2022).
Ainun mengatakan bosnya senang mendengar ketika salah satu karyawannya disebut-sebut oleh orang nomor satu di Indonesia itu.
"hehe nice! Must feel good when you get called out by the President!"(hehe bagus! Pasti senang kamu dipanggil oleh Presiden," tutur Ainun.
Diberitakan sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) telah berkomunikasi dengan Aniun Najib, kader muda NU yang sempat dibanggak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pengukuhan PBNU di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Senin 31 Januari 2022 lalu. Di mana, Jokowi meminta agar Ainun pulang ke Indonesia.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohamad Syafi’ Alielha Savic Ali mengaku sudah komunikasi dengan praktisi teknologi informasi (IT) kebanggaan NU itu. Komunikasi itu dijalin melalui Ketua PBNU Agus Zainal Arifin.
Savic mengatakan Agus Zainal Arifin merupakan Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya 2011-2019 yang kini menjadi Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI. Dia memiliki kedekatan dengan Ainun.
"Saya sudah ngobrol dengan Mas Agus Zainal, karena beliau yang punya sejarah lama dengan Mas Ainun, untuk komunikasi. Kemarin waktu di pengukuhan, Mas Zainal cerita dia sudah hubungi Ainun. Mas Zainal ini salah satu ketua yang dipasrahi ketua umum untuk urusan IT. Artinya, komunikasi Mas Zainal ini bagian dari organisasi,” kata Savic Ali dikutip dalam laman resmi NU Online, Jumat (4/2/2022)
Sehingga nantinya PBNU ke depan, lanjut Savic akan mengumpulkan dan memanfaatkan para generasi muda di lingkungan NU yang memiliki keahlian di bidang tertentu untuk membantu berbagai pekerjaan selama lima tahun mendatang.
"Dalam bahasa ketua umum itu bisa menjadi ‘omah tawon’ (sarang lebah) yang di mana talenta-talenta terbaik yang dimiliki kader-kader NU itu bisa kembali ke rumah, kemudian berpikir bersama untuk bisa melahirkan sesuatu yang punya dampak terhadap organisasi atau warga Nahdliyin,” ungkap Savic. (TYO)