Dunia mengakui kekuatan dialog telah dibuktikan selama masa Presidensi Indonesia di G20 untuk menjembatani perbedaan dan mencegah perpecahan dalam G20. Aksi global berikutnya yakni dengan menempatkan perdamaian sebagai prioritas.
Perdamaian merupakan prasyarat untuk mewujudkan pembangunan. Perang yang terjadi telah menghambat aspirasi para anggota G20 untuk mencapai SDGs.
Konflik akan terus berkepanjangan dan memakan banyak korban jiwa masyarakat sipil jika semua pihak merasa paling benar dalam mengambil tindakan atas nama tatanan aturan global.
Terkait situasi ini Airlangga menegaskan, “G20 harus memastikan bahwa tidak ada pihak yang kebal hukum. Kita harus menghindari tindakan main hakim sendiri. Kita harus menghormati Piagam PBB dan hukum internasional, karena konflik menciptakan ketidakstabilan dan gejolak ekonomi. Tindakan konkret diperlukan dan kita dapat memulainya dari sekarang.”
Selanjutnya, Airlangga menambahkan G20 harus mampu mendorong reformasi Multilateral Development Banks (MDBs) yang lebih kredibel dan memprioritaskan pembiayaan inovatif. Dalam hal ini, Indonesia mendorong implementasi skema pembiayaan seperti Just Energy Transition Partnership dan Global Blended Finance Alliance. Indonesia juga telah meluncurkan Bursa Karbon Indonesia pada September 2023 lalu.
Dalam KTT virtual ini, para pemimpin negara G20 sepakat menyerukan aksi segera untuk menghentikan konflik di Palestina dan mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi penduduk di Jalur Gaza. Selain itu, isu tentang perubahan iklim, transisi energi, reformasi MDBs, dampak teknologi informasi, dan implementasi Digital Public Infrastructure menjadi fokus penyampaian intervensi para pemimpin negara G20 yang hadir.
KTT G20 virtual yang berlangsung selama 3,5 jam ini ditutup oleh PM Modi dengan menyampaikan apresiasi terhadap negara G20 dan undangan serta organisasi internasional yang telah mendukung Presidensi India dan kesiapan India untuk mendukung Brasil selaku Presidensi G20 tahun 2024 sebagai Troika. Dengan berakhirnya Presidensi G20 India, berakhir pula peran Indonesia sebagai Troika pada tahun ini.
(FRI)