sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Airlangga Tegaskan Wacana Subsidi BBM Diubah Jadi BLT Masih Dikaji

Economics editor Suparjo Ramalan
05/11/2024 21:45 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan subsidi energi dikonversi menjadi bantuan langsung tunai (BLT) masih terus dikaji.
Airlangga Tegaskan Wacana Subsidi BBM Diubah Jadi BLT Masih Dikaji. (Foto MNC Media)
Airlangga Tegaskan Wacana Subsidi BBM Diubah Jadi BLT Masih Dikaji. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan subsidi energi dikonversi menjadi bantuan langsung tunai (BLT) masih terus dikaji oleh pemerintah.

Sekalipun rencana konversi subsidi energi ke BLT sudah didiskusikan dengan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana Negara, Selasa (5/11/2024), pemerintah masih memperdalam dan menghitung kompensasi tersebut.

“Terkait dengan kebijakan kebijakan yang dikaji pemerintah. Termasuk subsidi energi, kami memperdalam itu dan menghitung langkah kompensasi apa yang mau dilakukan,” ujar Airlangga saat ditemui di Istana Negara, Jakarta.

Menurutnya, usulan perubahan formula subsidi energi diharapkan berdampak langsung ke masyarakat. Sehingga, harus melalui kajian mendalam.

“Usulannya diharapkan bisa dalam bentuk langsung ke masyarakat. Itu pun pemerintah sedang melakukan kajian,” kata dia. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil sebelumnya mengaku, penyaluran subsidi energi, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik tidak tepat sasaran.

Bahkan, potensi tidak tepat sasaran mencapai 20-30 persen dengan nilai Rp100 triliun. Adapun nilai kompensasi dan subsidi energi yang digelontorkan pemerintah mencapai Rp435 triliun.

Bahlil tak menampik saat ini formulasi yang dibahas pemerintah untuk mengkonversi subsidi energi melalui BLT.

"Jadi kita lagi tunggu aja, dua minggu dikasih waktu oleh Bapak Presiden, jadi dua minggu ini akan kami selesaikan,” ujar Bahlil.

“Tapi jujur saya katakan ya, kurang lebih sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran. Dan itu gede, angkanya itu kurang lebih Rp100 triliun," katanya

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement