IDXChannel - Perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) membawa ekspektasi besar, mulai dari membantu ide, meningkatkan efisiensi kerja, hingga analisis data lanjutan.
Namun di balik popularitasnya, AI dinilai masih memiliki sejumlah keterbatasan, terutama terkait akurasi dan transparansi.
Hal tersebut disampaikan Founder & CEO Media Buffet PR, Bima Marzuki, yang menilai penggunaan AI seringkali menghasilkan data yang keliru saat diverifikasi secara manual.
Bima mencontohkan pengalamannya saat meminta AI melakukan analisis komentar dan konten media sosial untuk menyusun strategi komunikasi. Dalam proses tersebut, AI diminta menganalisis beberapa akun media sosial berdasarkan sejumlah parameter tertentu.
Hasil yang diberikan terlihat komprehensif dan meyakinkan secara struktur, namun ternyata tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya saat diverifikasi secara manual. Namun, setelah dilakukan koreksi dan revisi, AI baru mengakui keterbatasannya.
"Jadi memang ada masalah akurasi. Bukan cuma dalam hal bisnis, dalam hal yang even chatGPT sebagai platform yang paling standar, yang paling sering kita pakai pun ada banyak masalah akurasi," kata Bima dalam Seedbacklink Summit 2026 di Jakarta, Sabtu (20/12/2025).