sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Amazon Target Jalankan Operasional Bisnis Pakai Energi Terbarukan di 2025 

Economics editor Fiki Ariyanti
25/10/2022 16:37 WIB
Amazon menargetkan menjalankan semua operasi bisnis dengan menggunakan 100 persen energi terbarukan pada 2025.
Amazon Target Jalankan Operasional Bisnis Pakai Energi Terbarukan di 2025. (Foto: Istimewa).
Amazon Target Jalankan Operasional Bisnis Pakai Energi Terbarukan di 2025. (Foto: Istimewa).

IDXChannel - Kementerian BUMN melaksanakan kegiatan SOE International Conference sebagai komitmen pemerintah untuk mendukung implementasi aspek Environment, Social, and Governance (ESG).

Selain itu, komitmen untuk mendukung penerapan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di sektor kesehatan, inklusi keuangan, transformasi digital, dan transisi energi.
 
Kegiatan ini menghadirkan investor dan narasumber yang akan berbicara dalam panel diskusi. Salah satunya adalah APAC Head of Energy and Environment Policy for Amazon Web Services (AWS) di Asia Pasifik dan Jepang, Ken Haig.

Haig menjadi pembicara pada SOE Conference International dengan tema "Energy Transition and Green Development for Sustainable Growth".
 
Haig menjelaskan, Amazon berkomitmen dalam membangun bisnis yang berkelanjutan. Untuk itu, pada 2019, Amazon mendirikan The Climate Pledge yang merupakan wujud komitmen dalam mencapai emisi net zero di bisnis pada 2040.


“Sebagai bagian dari The Climate Pledge, kami juga menargetkan untuk menjalankan semua operasi kami dengan menggunakan 100 persen energi terbarukan pada 2025," jelasnya dalam SOE International Conference di Nusa Dua Bali, Selasa (25/10/2022).

"Kami akan dengan senang hati membantu Indonesia untuk membuat harga energi terbarukan menjadi lebih terjangkau,” Haig menambahkan. 
 
Dia melanjutkan, bisnis komputasi Amazon ini juga berkomitmen untuk mendorong net zero emission, bahkan lebih cepat sepuluh tahun dari target di Paris Agreement, yakni menjadi tahun 2040.
 
"Kami ingin mencapai karbon bersih pada 2040 dan kami juga mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama," tuturnya. 
 
Menurut Haig, dalam dua tahun terakhir ini, AWS sudah bekerja sama dengan 300 perusahaan dari 50 industri berbeda di seluruh dunia, dan lebih dari 30 negara di seluruh dunia menetapkan tujuan yang sama demi mencapai emisi rendah karbon. Ia pun menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mengurangi emisi karbon.


"Dan kami rasa semua harus bekerja untuk mencapainya secara kolaboratif. Posisi kami sebagai konsumen energi, tetapi atas nama pelanggan, kami siap membantu berinvestasi dalam teknologi dekarbonisasi untuk jaringan listrik, termasuk di negara tempat kami bekerja," kata Haig. 
 
Sebelumnya, Kementerian BUMN mendorong proses dekarbonisasi, proses penggantian bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, sebagai salah satu cara dalam melakukan transisi energi, menjadi lompatan besar bagi BUMN untuk bisa merealisasikan ketahanan dan kemandirian energi.
 
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, melonjaknya harga minyak dunia menjadi salah satu alasan untuk tidak menunda transisi energi. BUMN harus mulai mengembangkan sumber energi bersih dibandingkan membangun pembangkit listrik tenaga fosil.
 
“Transisi energi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari karena Indonesia sudah menetapkan target mencapai emisi net zero pada 2060 dan pengurangan emisi 32 persen pada 2030," ujar Pahala. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement